"SIANG itu suamiku pulang dengan wajah lesu. Aku masih ingat betul
omongan pertamanya." Terlempar ke masa kelam di tahun baru berlalu, Ny
Endah (38) mengenang kisah keluarganya. Ditemui di sela menjalankan rutinitas
ritual gaib bersama Abah Rahman.
“Aku di-PHK, kantor mengurangi beban jumlah karyawan dan hanya tersisa
sebagian orang,” Endah, ibu 3 anak itu, mengulang pengakuan menghentak
suaminya. Itu terjadi pertengahan April 2017. "Mendengar itu, aku,"
sambungnya, "hanya bisa terdiam. Seumur pernikahanku, itulah momen ketujuh
kalinya suamiku kena PHK. Sebelumnya aku menanggapi dengan biasa saja. Sebab
saat itu aku masih bekerja dengan gaji yang bisa menghidupi kami berdua."
Endah, perempuan asal kawasan Jalan Panglima Denai, Medan, itu terus bercerita.
"Tapi saat suami ter-PHK ketujuh kalinya, kondisi keluarga kami
telah jauh berbeda. Aku tak lagi bekerja kantoran. Sering saat itu aku merasa
dadaku terhimpit, teringat angsuran motor yang masih kredit. Belum lagi
kebutuhan sekolah tiga buah hati kami yang tak sedikit. Macam-macamlah."
"Dan, tanpa menduakan Sang Maha Kaya, tempat kita meminta segala,
saat itu saran seorang teman akhirnya mengantar kami pada seorang spiritual.
Spiritual yang selalu meminta ijabah-Nya lewat bantuan karomah pada makam-makam
orang dahulu yang hidupnya hanya diabdikan untuk beribadah. Dialah Abah
Rahman."
Begitulah. Sore itu, Minggu Pahing, 7 Mei 2017, datanglah Endah bersama
suaminya, Muhammad Kurnia (41), kepada Abah Rahman. Penekun spiritual ini
mereka temui di petilasan Putri Hijau di Delitua, Deliserdang, Sumatera Utara.
"Saat ini, persis setahun lalu petaka keluarga kami itu berlalu. Jadi
cerita saya ini semacam refleksi mengenang kepahitan itu," ujar Endah.
Seperti Abah Rahman, dia pun masih mengingat ucapannya kali pertama
bertemu paranormal itu. “Bah, bantulah kami, buanglah sengkolo dari hidup
keluarga kami. Bah, bantulah kami." Didampingi suami, Endah nyaris
menangis saat curhat kali pertama pada Abah Rahman, Mei 2017.
Ceritanya, usai mendengar problem Endah dan keluarga, Abah Rahman
tampak terdiam lama. "Tapi pertama bertemu Abah, batin ini mendadak
menjadi tenang. Saya yakin, dengan ilmu kegaibannya, Abah akan membantu masalah
keluargaku," kenang Endah.
Sore itu juga suami istri itu diritual Abah Rahman. Hio pun dibakar.
Endah bahkan mengaku masih ingat betul. Minggu itu, saat matahari semakin
tergelincir di barat, Abah Rahman yang terus terdiam bersila mendadak menatap
sebuah pohon besar dekat petilasan Puteri Hijau. Menit berikutnya, mulutnya
tampak komat-kamit. Ia bagaikan tengah berbicara kepada seseorang. Tapi pada
siapa? Endah dan suaminya saat itu tak tahu. Selain mereka, tak ada orang di
hadapan Abah Rahman yang terus duduk bersila. “Hai .....," Abah Rahman
terdengar mengucap lengkap nama seorang seperti wanita. Paranormal bertubuh
subur itu
memanggil si wanita yang disebutnya ratu itu.
Endah dan suami saat itu hanya terdiam melihat keanehan Abah Rahman.
"Turunlah engkau dari sana, ini ada cucumu meminta bantuan,” panggil Abah
Rahman dengan mata terus menatap ke arah pohon besar menjulang di
hadapannya. “Ratu.... bantulah 2 cucumu
ini, mereka ingin menyudahi hidup buruk keluarga mereka. Mereka ingin hidup
yang berkecukupan," sambung Abah Rahman kala itu pada sosok gaib yang
ternyata sering dipanggilnya saat khusus membantu suami istri yang hidupnya
menderita."Gak lama mengucap itu, sosok yang dipanggil seperti telah
datang. Itu kami ketahui karena nada omongan Abah berubah, seperti bicara pada
orang yang telah hadir di dekatnya. Tapi kami sama sekali tak bisa melihat
sosok gaib itu," urai Endah. Ceritanya, seusai dipanggil lewat bantuan
mantra khusus, ratu gaib itu turun dan hadir di sebelah Abah Rahman. Kalau itu
sudah terjadi, sosok tak kasat mata itu pun selalu siap menerima perintah.
Setidaknya, demikian jelas Abah Rahman.
"Dia sosok gaib yang sangat sangat cantik. Hidungnya mancung, mata
bulat dan leher jenjang serta rambut
tebal yang tertutup hizab hijau," Abah Rahman menimpali soal bentuk
sosok gaib yang sering dipanggilnya itu. Siapa dia? Ratu jin? Abah Rahman tak
mau panjang lebar mengurai sosok gaib yang sering membantunya itu.
“Ratu ....sudah ada dalam darahmu dan engkau akan menjadi wanita hebat
dalam waktu tidak terlalu lama lagi...” Begitulah kata Abah Rahman usai ritual
itu pada Endah kala itu. Benarkah? "Saya dan suami yang menjalani keanehan
itu. Semua ini berkah dari Tuhan Yang Maha Kaya," jawab Endah yang kini
tentu tak lagi hidup susah.
Begitulah. September 2017 menjadi masa bersejarah bagi babak baru
kehidupan Endah dan suami. Itulah bulan awal mereka memiliki sebuah perusahaan
even organizer (EO). Perusahaan itu mereka dirikan dengan modal yang datang
sangat tak disangka-sangka. Dua bulan terakhir ini, EO punya Endah mulai
ketiban sejumlah order kerja bernilai ratusan juta rupiah. "Tapi itu tak
serta merta terjadi. Sepanjang Mei sampai Agustus (2017) lalu itu, saya dan
suami terus tak henti menggelar ritual dibantu Abah. Ya di sini tempatnya,"
jelas Endah.
Dari rangkaian ritual yang sampai sekarang terus rutin mereka
gelar,Endah dan suami mengaku mengambil 2 pesan gaib dari semua itu. Apa? "Batin ini harus percaya dengan kekuatan
gaib, serta sebagian rezeki yang didapat
harus diderma pada orang-orang yang membutuhkan. Dua amalan itu mengantarkan
saya dan suami pada keajaiban hidup," tandas Endah serasa mengajak Pasutri
lain yang tengah dirundung problem hidup mengikuti jejak spiritual keluarganya.
(***)